Jumat, 08 November 2013

Pelabuhan Ratu - Sukabumi

Pantai Palabuhanratu, atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatanJawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi.
Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.
Karena tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel IndonesiaBali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.

Fasilitas rekreasi[sunting | sunting sumber]

Orang Belanda di pantai Pelabuhan Ratu (saat itu "Wijnkoopsbaai") di tahun 1920-an
Selain hotel besar dan mewah Samudera Beach Hotel, di daerah ini terdapat pula sejumlah hotel dan losmen kecil, Pondok Dewata resor adalah salah satu villa mewah yang cukup laris dikunjungi wisatawan. Tidak berapa jauh dari Pantai Palabuhanratu terdapat beberapa lokasi wisata lainnya. Pantai Karanghawu, yang letaknya sekitar 20 km dari pusat kota Palabuhanratu, merupakan pantai karang yang menjorok ke laut dan berlubang di beberapa bagian itu. Bentuk karangnya lebih mirip tungku, dalam bahasa Sunda disebut "Hawu". Pantai-pantai lain yang terletak di daerah ini antara lain adalah Pantai Cibareno, Cimaja, Cibangban, Break Water, Citepus, Kebon Kelapa, dan Tenjo Resmi.
Sekitar 17 km dari Pantai Palabuhanratu terdapat sumber air panas di Cisolok, yang airnya mengandung belerang yang tinggi dan berguna bagi kesehatan.
Di seputar Palabuhanratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi untuk berselancar, yaitu di Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng. Masing-masing pantai mempunyai ombak dengan karakteristiknya sendiri.

Mitos[sunting | sunting sumber]

Masyarakat pantai selatan khususnya Palabuhanratu percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Konon, ia adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan - nama lain dari Samudra Hindia - sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.
Pada bulan April biasanya masyarakat sekitar Palabuhanratu mengadakan ritual upacara adat Hari Nelayan. Hari Nelayan dimaksudkan sebagai syukuran atas rezeki yang telah mereka dapatkan dari hasil laut dan agar dijauhkan dari bencana. Biasanya dalam upacara ini disediakan sesaji berupa kepala kerbau yang nantinya akan dilarung ke tengah laut.

Pelestarian fauna[sunting | sunting sumber]

Dipesisir Kabupaten Sukabumi, tepatnya diPantai Pangumbahan Ujung Genteng terdapat satu lokasi yang dijadikan tempat berkembang biaknya penyu. pada awalnya, penyu tersebut banyak diburu oleh masyarakat karena ketidak tahuannya, namun saat ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menerapkan satu peraturan berbentuk PERDA untuk melindungi binatang langka ini, alhasil dibuatlah penangkaran penyu di pantai pangumbahan ujung genteng tersebut.

Akses[sunting | sunting sumber]

Wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum untuk berkunjung ke Pantai Pelabuhan Ratu. Dari terminal daerah Jakarta atau Bogor, Wisatawan bisa menggunakan bus tujuan Sukabumi-Pelabuhan Ratu atau jalan kaki.

Salabintana - Sukabumi

Selabintana terletak 7 kilometer sebelah utara Kota Sukabumi. Dari gerbang tol Ciawi, Kota Sukabumi bisa dijangkau dalam waktu tiga hingga empat jam.  Selabintana di kaki Gunung Gede-Pangrango ditemukan AAE Lenne (1853- 1916), seorang pengusaha berkebangsaan Belanda. Jiwa bisnis Lenne mendorong dia memoles Selabintana menjadi kompleks peristirahatan dengan konsep bangunan menyatu dengan alam. wisatawan akan mendapatkan jejak sejarah peninggalan Belanda yang dipadu dengan panorama Gunung Gede-Pangrango. Hotel yang dibuat pada tahun 1900-an oleh seorang berkebangsaan Belanda tetap bertahan hingga kini dan masih menjadi ikon Selabintana.
Saat itu, Sukabumi dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi petinggi perkebunan Belanda. Belanda mendirikan pusat perkantoran di Kota Sukabumi untuk mengurus perkebunan yang tersebar di beberapa tempat. Tempat peristirahatan yang dibangun Lenne dalam waktu singkat menjadi tempat favorit bagi para petinggi perusahaan perkebunan Belanda. Lenne kemudian mengubah tempat peristirahatan itu menjadi hotel. 
Tahun 1924, AAE Lenne menyerahkan Hotel Selabintana kepada anaknya, GE Lenne (1897-1976). GE Lenne lantas mengangkat Los Bakker, manajer berkebangsaan Belanda, untuk mengelola Hotel Selabintana. Bakker berhasil meningkatkan kunjungan warga Belanda ke Selabintana.  Hotel Selabintana berpindah kepemilikan dari Belanda kepada Jepang pada 1942-1945. Hotel Selabintana kemudian dikelola oleh Kagura. Setelah Indonesia merdeka, Hotel Selabintana telantar.  Pada tahun 1953, seorang jenderal bintang dua TNI Angkatan Udara, Wiria Dinata, merenovasi Hotel Selabintana. Pada tahun 1967, hotel itu dibuka untuk umum.
Sejak dibuka untuk umum, pengelola hotel membuka lahan seluas 20 hektar untuk lapangan golf. Namun, hal tersebut sering membuat wisatawan harus berhati- hati agar tak terkena bola golf. Pada tahun 1990, olahraga golf akhirnya dihentikan untuk menjamin kenyamanan wisatawan

Ujung Genteng - Sukabumi


Keindahan pantai selatan menanti Anda dimana debur ombak ditemani cakrawala bersih dan pasir putih menyuguhkan keterasingan yang mengasyikkan. Ujung Genteng menyajikan simfoni alam yang menentramkan dan melerai segala kepenatan. Sapalah keindahannya dalam kombinasi debur ombak dan spektrum langit dan laut yang beradu biru.

Lokasi Pantai Ujung Genteng berada di wilayah Pantai Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi dengan jarak tempuh sekitar 220 km dari Jakarta dan 230 km dari Kota Bandung, serta 120 km dari kota Sukabumi.  Selain jalannya cukup mulus juga terdapat beberapa jalur alternatif serta sarana angkutan umum yang memadai menuju tempat tujuan. 

Ujung Genteng letaknya memang cukup jauh tetapi keindahannya sungguh lengkap hingga membuatnya begitu dekat dengan hati Anda. Butuh kesabaran untuk sampai ke tempat ini. Sebelum sampai garis pantainya, Anda harus melalui jalan berkelok-kelok namun ketika kaki menginjak garis pantainya maka riak ombak Samudera Hindia akan membuat Anda melupakan kelelahan. Karang-karang yang terhampar luas bersama pasir putih yang menyilaukan mata membuat hati terpesona kemolekannya.

Di sinilah Anda akan menikmati jernihnya air laut dan pantai yang bersih. Di pantai ini pula Anda bisa ikut nelayan menangkap lobster. Walaupun menghadap ke Samudera Hindia namun ombaknya yang besar tak membahayakan karena lebih dulu pecah berserak terhalang gugusan karang laut di depan bibir pantai. Tempat ini akan memanjakan Anda dengan alam dengan pantai yang indah, aman, dan nyaman.

Dengan panjang garis pantai sekitar 16 km mengarah ke Barat menjadikan Ujung Genteng sebagai obyek wisata terindah sepanjang pesisir pantai selatan. Keindahannya tak kalah dari Pantai Pelabuhan Ratu yang telah lebih dulu terkenal.

Di Ujung Genteng, selain deburan ombak yang menggulung, batu karang yang terjal, dan pasir putih yang terhampar luas, ada juga Muara Cipanarikan. Muara ini tempat bertemunya Sungai Cipanarikan yang membelah Suaka Marga Satwa Cikepuh dengan air laut. Sebelum masuk ke laut, air sungainya berbelok-belok membentuk alur yang menyerupai ular yang sedang berjalan, sehingga terbentuk hamparan pasir yang sangat luas.

Tidak sedikit wisatawan yang datang dari luar wilayah Kabupaten Sukabumi sepertiJakartaBogor, Bandung dan sebagainya. Mereka datang berombongan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor (touring). Hal ini mengingat dengan bersepeda motor sepanjang perjalanan menuju tempat wisata ini melewati tempat-tempat yang memiliki pemandangan yang luar biasa indah. Rute Sukabumi, Palabuhan Ratu, Cigaru merupakan rute favorit bagi rombongan touring wisata ini. Dari Cisarakan Anda dapat menikmati lanskap yang luar biasa dan hamparan pesisir pantai Palabuan Ratu yang terlihat jelas.

Pada masa kolonial, Ujung Genteng merupakan dermaga bagi kapal-kapal Belanda yang berlayar di Samudera Hindia. Ketika Jepang berkuasa, memanfaatkan pantai ini untuk mengangkut hasil alam Sukabumi. Saat ini yang tersisa hanya puing-puing saja. Hanya tembok kokoh pemecah ombak dan pondasi mercusuar yang masih terlihat.


Kegiatan



Keindahan pantai ini sungguh menyegarkan, pinggang pantai yang luas sudah cukup membentangkan perasaan Anda. Bertelanjang kaki-lah dan rasakan pasir pantai menyeruap di sela jemari. Telinga Anda benar-benar disusupi hanya deburan ombak dan deru angin yang riuh rendah.

Di Ujung Genteng Anda dapat  melihat langsung penyu hijau (Chelonia mydas)tepatnya di pantai Pangumbahan. Setiap kali bertelur, seekor penyu bisa menghasilkan 100 butir telur. Biasanya penyu yang akan bertelur naik ke darat malam hari untuk membuat lubang. Peristiwa bertelurnya penyu merupakan pertunjukkan yang sangat ditunggu-tunggu pengunjung. Di tempat ini terdapat empat jenis penyu endemik Ujung Genteng. Namun, habitat mereka mulai berkurang, hanya Penyu Hijau yang sering dijumpai bertelur. Bila Anda ingin menyaksikan penyu bertelur disarankan jangan membuat keributan, karena hal ini akan membuat penyu enggan bertelur. Setelah penyu bertelur dengan bantuan senter dan tongkat Anda dapat menggali lubang tempat bertelurnya. Kedalamannya bisa mencapai 1 meter bahkan lebih.

Temukan lokasi berselancar di ”Ombak Tujuh” yang merupakan kawasan favorit selancar bagi wisatawan mancanegara. Sebutan Ombak Tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu berurutan tujuh ombak berukuran besar. Di sekitar Ombak Tujuh terdapat beberapa pulau kecil yang memiliki pantai yang jarang terjamah.

Untuk Anda yang suka memancing maka Ujung Genteng merupakan tempat yang cocok di mana ikannya cukup banyak dan bervariasi.

Ujung Genteng juga memiliki objek wisata proses pembuatan gula kelapa oleh masyarakat setempat. Pembuatannya sederhana dengan memasang bokor untuk menampung cairan dari kembang kelapa lalu di kumpulkan dan dimasak dikuali lalu dicetak dengan potongan bambu yang ukurannya lebih besar dari ukuran gula kelapa yang ada di pasaran.

Kunjungi juga Cibuaya yaitu tempat yang sangat pas untuk berendam atau berenang. Bentuknya berupa cekungan pantai dengan kedalaman bervariasi antara 0,5 meter sampai 6 meter. Anda akan dapati di dalamnya terumbu karang yang indah dan menikmati matahari terbit dari balik hutan Cikepuh atau terbenam di ujung samudera. Bagi yang hobi mancing, Cibuaya merupakan tempat yang sangat cocok sebab ikan kakap dan krapu banyak berkeliaran di lokasi ini.

Muara Cipanarikan ada butiran pasir yang halus kerap jadi arena mainan anak-anak. Mereka berlari-larian atau membentuk gambar atau tulisan namanya sendiri. Bila Anda menelusuri sisi pantainya banyak pula dijumpai ikan-ikan hias berenang bebas di antara sela-sela karang terjal. Di muara ini banyak pula terdapat binatang laut, seperti kepiting, belibis, biawak, dan ikan-ikan muara.

Kuliner

Sebagian besar warung makan di Ujung Genteng menu makanannya berbahan makanan laut. Anda bisa membeli sendiri ikan dari nelayan atau di tempat pelelangan ikan kemudian meminta tolong pada pemilik warung atau tempat kita bermalam untuk mengolahnya sesuai menu yang kita inginkan. Anda juga bisa memilih menu makanan yang sudah disediakan oleh warung-warung di sekitar Pantai Ujung Genteng.

Tips

  • Perjalanan ke Pantai Ujung Genteng dapat ditempuh selama kurang lebih 3-4 jam dari kota Sukabumi dengan kendaraan pribadi. Sebaiknya Anda mempersiapkan diri dengan bensin terisi penuh untuk berjaga-jaga apabila kemungkinan sulit mendapatkan SPBU.
  • Bawalah makanan dan minuman yang cukup sebagai bekal di perjalanan dan tempat tujuan.